Powered By Blogger

Our lifes

Our lifes
SEHAT ITU MAHAL

Senin, 03 Februari 2020

Resume
Konsep Dasar Pelayanan Kebidanan Komunitas
 =================




Kebidanan komunitas merupakan gabungan dari beberapa istilah, yaitu bidan di komunitas, komunitas, dan kebidanan komunitas.
Yang bila dijabarkan berarti,
Bidan di komunitas adalah bidan yang bekerja memberikan pelayanan kepada keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Komunitas, artinya masyarakat terbatas yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest), yang merupakan kelompok khusus dengan batas geografis yang jelas, dengan nilai dan norma yang telah melembaga, misalnya kelompok ibu hamil, ibu nifas, kelompok bayi, dan kelompok balita (Effendy, 1998).
Kebidanan  komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang dilakukan diluar bagian/ pelayanan berkelanjutan yang diberikan di rumah sakit dengan menekankan kepada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di masyarakat.

Riwayat kebidanan komunitas bermula dari masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1849 sebuah pendidikan dokter Jawa dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indische Arsten) didirikan di Batavia. kemudian pada tahun 1851 dokter W. Rosch membuka pendidikan bidan pribumi yang saat itu fokus peran bidan hanya bersifat klinis dengan memberikan pelayanan di rumah sakit saja. Peran bidan berkembang pada tahun 1852, pada saat itu sekolah bidan 4 tahun mulai memasukkan konsep pelayanan kebidanan di komunitas dan fokus utamanya masih pada pendidikan formal saja, yaitu bagaimana memberikan kualitas pertolongan persalinan di rumah sakit dan bertugas secara mandiri pada biro konsultasi (Poliklinik hamil).
Setelah itu, pada tahun 1853 peran bidan di masyarakat semakin terlihat dengan diadakan kursus tambahan bagi bidan yang berfokus pada kesehatan masyarakat di Yogyakarta, tidak hanya memberi pelayanan di rumah sakit, bidan juga memberikan pelayanan masyarakat dengan berbasis pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan.

  • Ruang lingkup pelayanan BKIA meliputi beberapa kegiatan berikut ini.
  1. Pelayanan antenatal, seperti pemberian pendidikan kesehatan, nasehat perkawinan, dan perencanaan keluarga.
  2. Intranatal.
  3. Postnatal, yaitu dengan melakukan kunjungan rumah, pemeriksaan ibu nifas, imunisasi bayi dan balita, serta pelayanan kepada remaja.
  4. Penyuluhan gizi, seperti pemberian makanan tambahan.
  5. Pemberdayaan masyarakat.
Pada tahun 1996, dengan adanya safe motherhood dan upaya menekan tingginya angka kematian ibu  Departemen Kesehatan mencanangkan program Gerakan Sayang Ibu (GSI) dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Fokus sasaran bidan komunitas terbagi menjadi 2;
Sasaran Umum : Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Masyarakat, Tokoh Masyarakat dan Kelompok Masyarakat.
Sasaran Khusus :
  1. KK bersifat multidisiplin meliputi ilmu kesehatan, sosial, psikologi, kebidanan dll.
  2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan.
  3. Ciri KK adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.
  4. Keberhasilannya diukur melalui adanya kerjasama dengan berbagai mitra seperti PKK, kader kesehatan, dokter, perawat, dll.
       Tujuan khusus  Asuhan Kebidanan Komunitas yaitu harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya kesehatan perempuan di wilayah kerja bidan.
Kemudian tujuan lainnya yaitu demi meningkatkan cakupan pelayanan sesuai tanggung jawab bidan, Meningkatkan mutu pelayanan pada bumil, bufas, dan perinatal terpadu. Kemudian menurunkan jumlah kasus resiko kehamilan, persalinan, mendukung program-program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan AKI, serta membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat.

         Ruang lingkup pelayanan KK meliputi upaya peningkatan kesehatan (Promitif), pencegahan (Preventiv), diagnosis dini dan pertolongan tepat guna, meminimalkan kecacatan, rehabilitatif, serta kemitraan.

Bidan di komunitas juga memiliki beberapa tanggung jawab sebagai berikut.
  1. Menjaga pengetahuannya tetap up to date, berusaha secara terus menerus mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemahiran.
  2. Terampil dan mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadi, dan tidak berupaya untuk bekerja melampaui wewenangnya dalam memberikan pelayanan klinik.
  3. Menerima tanggung jawab untuk pengambilan keputusan serta siap menanggung konsekuensinya.
  4. Berkomunikasi dan bekerja sama dengan pekerja kesehatan profesional lainnya dengan rasa hormat dan bermartabat.
  5. Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk memastikan sistem rujukan yang optimal.
  6. Melakukan pemantauan mutu yang mencakup penilaian sej

    awat, pendidikan berkesinambungan, mengkaji ulang kasus-kasus, dan Audit Maternal Perinatal (AMP).
  7. Bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan akses dan mutu asuhan kesehatan.
  8. Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status perempuan serta kondisi hidup mereka dan menghilangkan praktik kultur yang terbukti merugikan perempuan.

       Gambaran masyarakat Indonesia dengan penduduk yang hidup dalam lingkungan bersih, berperilaku hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi merupakan impian bagi kita semua.

Sumber : Rita Yulifah, Tri Johan Agus Yuswanto. (2011). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta. Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Resume Konsep Dasar Pelayanan Kebidanan Komunitas  ================= Kebidanan komunitas merupakan gabungan dari beberapa istilah, ya...