Powered By Blogger

Our lifes

Our lifes
SEHAT ITU MAHAL

Senin, 10 Februari 2020

Pijat Totok Punggung bagi Ibu Hamil dengan Riwayat Hipertensi





 
Pijat Totok Punggung bagi Ibu Hamil dengan Riwayat Hipertensi

Oleh : Nur Mada Hayati



i.                    Latar Belakang
Belakangan ini pengobatan tradisional semakin berkembang. Dari pengobatan herbal hingga pijat akupresur semuanya hadir dengan inovasi masing-masing. Banyak kalangan masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional sebab selain lebih murah, risiko angka kesakitan juga lebih ringan. Dari penyakit ringan musiman hingga penyakit yang terlanjur stadium sudah memiliki alternatif dalam pengobatan tradisional. Salah satunya melalui pijat akupresur totok punggung.

      Pijat titik punggung sendiri diresmikan oleh Yayasan Totok Punggung Indonesia pada tahun 2016 dengan didirikannya Komunitas Totok Punggung yang sudah menyebar ke beberapa kota. Sejauh ini pelatihan totok punggung sidah diberikan di sekitar 14 propinsi di Indonesia. Totok punggung alias topung juga aman diaplikasikan pada pasien anak-anak ibu hamil hingga manula sehingga banyak dijadikan alternatif penyembuhan dari pijat sinergi ini.
     
ii.                  Tujuan
Mendalami jenis pengobatan totok punggung  yang aman bagi ibu hamil dengan riwayat hipertensi

iii.                Jenis Penelitian
 Punggung adalah terminal atau pusat peredaran pembuluh darah & persyarafan yg berhubungan langsung dengan organ-organ tubuh. Terapi totok punggung ini dilakukan dengan cara menekan dan menggetarkan ujung jari pada titik-titik serta area tertentu di daerah punggung. Digunakan untuk menguraikan timbunan lemak di sekitar pembuluh darah yang tersumbat yang dilakukan di sepanjang tulang punggung hingga sumbatannya teratasi dan terurai.

Kelebihan terapi akupresur totok punggung sebagai berikut.
1.      Mudah. Tidak seperti ilmu pengobatan lain yang perlu belajar cukup lama, totok punggung bisa dipelajari secara singkat dan bisa dilakukan oleh siapapun. Tidak seperti yang lain, seperti akupuntur dan pijat refleksi yang perlu belajar berbulan-bulan, totok punggung bisa dipelajari secara lebih singkat.
2.      Aman. Titik-titik yang ditotok bukan area yang membahayakan, dan cara menotoknya pun tidak ekstrem, cukup ditekan ringan dan digoyang-goyang dengan satu jari saja.
3.      Nyaman. Hampir semua orang yang pernah ditotok itu merasa nyaman. Berarti tubuh mengirim sinyal bahwa perlu tindakan di area yang ditotok.
4.      Cepat berdampak pada kondisi tubuh menjadi lebih baik. Karena itulah sering dipakai untuk kondisi darurat atau emergency dan pertolongan pertama.
5.      Berikutnya, bukan pengobatan oral, sehingga bisa seiring dengan pengobatan dokter atau herbal.
Berikut ini ada beberapa aturan penting yang harus diperhatikan bagi ibu hamil sebelum melakukan pijat punggung.

1. Dilakukan oleh terapis yang berpengalaman

Pijat sendiri saat hamil saat hamil bisa berbahaya. Pastikan Anda melakukan pijat dengan terapis atau ahli pijat khusus ibu hamil yang sudah berpengalaman dan bersertifikasi. Terapis atau ahli pijat khusus ibu hamil yang berpengalaman sudah lebih tahu titik-titik mana saja yang harus dihindari, serta posisi yang aman bagi Anda.

2. Perhatikan usia kandungan

Dilansir dari laman Parents menurut dokter kandungan asal Amerika Serikat dr Mary Rosser waktu yang aman dan disarankan untuk pijat adalah saat usia kehamilan Anda 12 minggu atau memasuki trimester kedua. Pasalnya, trimester pertama merupakan waktu-waktu kritis saat janin mulai terbentuk di dalam rahim.
Lagi pula, di trimester pertama banyak orang yang mengeluhkan merasa tidak nyaman karena tubuh mereka belum bisa berdaptasi terhadap perubahan di awal-awal masa kehamilan. Itu sebabnya, biarkanlah tubuh Anda beradaptasi dulu terhadap perubahan dan rasa kurang nyaman di trimester pertama. Baru setelah masuk trimester ke dua – saat kondisi Anda dan janin sudah benar-benar stabil, Anda bisa melakukan terapi pijat.

3. Teknik pijat yang harus dihindari

Bagi ibu hamil yang ingin pijat, ada baiknya menghindari pijat refleksi. Pasalnya,tekanan yang diberikan saat dipijat hanya berfokus pada bagian kaki. Sedangkan beberapa titik di pergelangan kaki dan betis bisa memicu kontraksi. Jadi apabila Anda masih jauh dari tanggal persalinan, hindari pijat ini.
Selain itu, Anda juga harus menghindari pijat tradisional (diurut). Pasalnya, terapis pijat tradisional akan memberikan tekanan yang kuat menggunakan ujung ibu jarinya. Nah, tekanan seperti inilah yang justru lebih berisiko memicu rasa nyeri atau pindahnya gumpalan darah ke bagian tubuh yang memerlukan aliran darah yang lancar, terutama saat memijat betis dan kaki. Ingat, volume darah seorang wanita berlipat ganda selama kehamilan.

4. Posisi saat dipijat

Sebelum melakukan pemijatan, pastikan tempat pijat diatur sedemikian rupa. Tambahkanlah bantal penyangga agar Anda bisa nyaman dan rileks. Untuk memijat area punggung, panggul dan bokong, biasanya terapis menyarankan Anda berada dalam posisi miring. Sementara untuk area kepala, bahu, betis, paha, serta tangan, terapis akan menyarankan Anda untuk tidur telentang atau dalam posisi duduk.

5. Bilang kalau Anda merasa tidak nyaman

Komunikasikan dengan terapis atau ahli pijat terkait kadar tekanan atau kekuatan ketika memijat. Mintahlah agar dipijat dengan tekanan lembut dan tidak terlalu keras. Segera katakan jika Anda merasa tidak nyaman. Intinya, teknik pemijatan pada semua area tubuh harus dilakukan dengan teknik yang lembut. Kombinasi gerakan pijat antara memutar, menekan, mengusap dan menggosok, harus dilakukan perlahan-lahan dan terkendali.

6. Pakai minyak esensial yang aman

Perhatikan minyak esensial atau aromaterapi yang digunakan selama pemijatan. Pilihlah sesuai selera dan tanyakan kepada terapis mengenai keamanan minyak esensial yang digunakan selama pemijatan.
iv.                Hasil Penelitian
Prevalensi hipertensi di Indonesia berada pada urutan 10 besar yang dapat menyebabkan kematian pada semua kelompok umur, dengan prevalensu sebesar 26,5%. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi dapat memberikan efek samping kepada penderita hipertensi karena respon tubuh tiap penderita hipertensi bisa berbagai macam. Terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah salah satunya yaitu dengan memberikan terapi akupresur totok punggung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh terapi totok punggung terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Senarang. Desain pada penelitian ini adalah quasy experimental dengan pendekatan pre post test design dan menggunakan 16 responden.
Hasil penelitian terapi akupresur totok punggung ini adalah terdapat pengaruh pada tekanan darah rendah pada penderita hipertensi dengan (p value =0,000). Rekomendasi pada penelitian ini adalah bahwa terapi akupresur totok punggung dapat digunakan sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah pada penderita ibu hamil dengan hipertensi.


v.                  Kesimpulan
Hipertensi sering dikatakan sebagai the silent killler. Hipertensi menduduki posisi ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini yang dapat memicu terjadinya gagal jantung kongestif dan penyakit serebrovaskuler. Terapi non farmakologi hipertensi seperti massage punggung dan akupresur mampu memberikan efek relaksasi dan menekankan tekanan darah.





vi.               Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Resume Konsep Dasar Pelayanan Kebidanan Komunitas  ================= Kebidanan komunitas merupakan gabungan dari beberapa istilah, ya...