Powered By Blogger

Our lifes

Our lifes
SEHAT ITU MAHAL

Selasa, 23 Maret 2021

format surat lamaran pekerjaan

 

Surakarta, 27 Juli 2020

Hal : Lamaran Pekerjaan

 

Ellunar Publisher

Rekruitmen Editor

Bandung- Jawa Barat

 

Dengan hormat,

saya yang bertanda tangan dibawah ini :

 

Nama                                    : Nur Mada Hayati

Tempat, tanggal lahir      : Sukoharjo, 01 Maret 1998

Pendidikan                         : D3

Alamat                                  : Jl. Beo Raya rt 02/ 10 Gonilan Kartasura Sukoharjo

Telepon                               : 0838- 4803- 7025

Email                                     : menmaj3@gmail.com

 

Bermaksud untuk mengajukan lamaran pekerjaan di Ellunar Publisher sebagai editor. Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan :

1.       Fotocopy ijazah Diploma : satu lembar

2.       Fotocopy KTP : satu lembar

3.       Curriculum Vitae : satu lembar

4.       Fotocopy Kartu Keluarga : satu lembar

Demikian surat permohonan pekerjaan saya buat, besar harapan saya untuk dapat diterima sebagai editor di Ellunar Publisher. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

 

Hormat saya,

 

Nur Mada Hayati

Penyakit Musim Semi

 

-Penyakit Musim Semi-



 

“ Lantas kau pergi, lalu kembali dalam wujud bayang-bayang matahari.”- Seuaa13

 

Beberapa saat berlalu, setelah rasa sakit, bahagia dan marah dilewati bersama-sama. Kini sosok paruh baya itu tengah berada di dalam dekapan musim semi. Mata putihnya menghadap ke depan, meraba keheningan.

Bunga-bunga yang mekar beriringan dengan terbitnya mentari, aroma kayu cendana menguar, mencecapi setiap kusen dan bantal bantal di atas sofa.

Seorang bibi dengan celemek yang memakai celemek di badannya itu mmembuka pintu kaca lebar-lebar, membiarkan majikannya bersandar di atas kursi goyang sembari menikmati terpaan sinar matahari dan udara yang bagus.

“Aku akan membersihkan kebun belakang.” Kata bibi itu, ia lantas meninggalkannya terayun tenang di kursi goyangnya. Sambil menggumam pelan-pelan menyanyikan lagu lawas milik penyanyi kenamaan yang ia tak tahu namanya.

‘Angin yang berhembus,

Riang burung dan,

gesekan daun yang bersinggungan

menumbuhkan asa baru melalui tunasnya yang mungil

Hmm..hmm..hmm’ begitu seterusnya, ia hanya menghafal beberapa kalimat saja.

Dulu sekali, saat keriputnya belum muncul di sana-sini.  Sekawanan anak-anak yang berjumlah lima berkejaran, berlomba memanjat pohon ek, dan mencomot kue-kue kering dari toples yang ia sediakan.

Musim semi saat itu sungguh mengesankan. Setiap tahun, mengamati bunga-bunga yang mekar sembari mengamati perkembangan bocah-bocah itu. Melihat tawa mereka, menemani masa puber gadis berkucir kuda, dan mendamaikan dua anak lelaki yang berebut membawakan barang belanjaannya. Bibirnya menipis, air matanya bergulir pelan dan mengering di pipinya.

Kini, setelah salju mulai mencair, dan sinar matahari menyelinap di sela dedaunan. Ia merasakan keheningan untuk pertama kalinya. Sorot matanya yang rabun tidak dapat menjangkau indahnya bebungaan musim semi. Aroma kue-kue sudah lenyap, tawa riang bocah yang berlarian juga menghilang oleh desauan angin. Kemarin, ia baru saja diantar mengunjungi 5 makam yang ia tak tahu milik siapa. Ia hanya merasakan musim semi kali ini dan seterusnya akan berbeda dan entahlah, ia tak tahu sebabnya apa.

 

Iman dan Imun di Pusaran Corona

Sumber gambar : Google

Bukan main senangnya corona ini, dalam beberapa bulan saja namanya sudah manggung di seluruh negara. Dengan booming-nya si ‘dia’, persoalan ekonomi dan aktivitas manusia nyaris macet. Memiskinkan mental dan menguras keuangan.

Bagaimana tidak? Semenjak bulan Januari situasi berubah kacau. Terlebih kebijakan yang tidak selaras dengan situasi membuat kondisi di lapangan semakin pelik. Disebabkan virus ini, situasi darurat diberlakukan. Perintah pelaksanaan lockdown, social distancing, WFH dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diturunkan di seluruh wilayah. Aktivitas jual beli dibatasi dan institusi pendidikan diliburkan. Mirisnya, disaat semua orang berjuang untuk menstabilkan situasi, beberapa oknum justru memanfaatkan hal ini sebagai ajang peluang untuk melakukan kejahatan.

Meskipun begitu, syukurnya kepedulian masyarakat  tidak serta merta tumpul. Cara pandang masyarakat menjadi berubah. Mereka diharuskan lebih percaya diri dan berkontribusi atas apa yang sedang terjadi pada lingkungannya. Seperti dengan cara mendukung satu sama lain dengan pengadaan program penggalangan dana, santunan kebutuhan pokok, dan semisalnya.

Virus corona yang sekarang menjadi polemik ini sungguh istimewa. Walaupun wujudnya mikroskopis, namun kehadirannya menggemparkan dunia. Tangan-tangan kecilnya yang tak terlihat tidak hanya mengguncang sektor perekonomian dan kesehatan masyarakat, tetapi juga sedikit berhasil mengembalikan kelestarian bumi manusia. Polusi yang menipis, dan perusakan alam menjadi semakin berkurang. Serta masyarakat jadi lebih peduli terhadap kesehatan individu dan lingkungannya. Dalam menghadapi krisis pada semua lini kehidupan saat ini, lambat laun mereka akan bangkit dan menemukan harapan. Masyarakat secara sadar akan berbondong satu persatu membangkitkan rasa kemanusiaan dan kepedulian menjadi sebuah bangunan yang membentuk kekuatan.

Sebagai makhluk yang berakal tentu saja kita harus percaya bahwa wabah corona ini pasti akan berakhir. Manusia hanya memiliki dua opsi untuk bertahan hidup. Bahagia atau nelangsa. Dan karena itu ia harus pandai dalam mengendalikan pikirannya agar tidak mudah termakan hoax maupun kecemasan yang dapat mengurangi imunitas tubuh.

Kondisi psikis yang penting ini tidak bisa kita abaikan. Masyarakat dapat meng-ugradenya setiap hari dengan meningkatkan keimanannya. Jangan sampai kita lupa dalam berusaha serta lalai atas takdir-Nya. Karena, sebesar apa pun harapan, juga harus memiliki ketegasan yang memisahkan antara kebajikan dan keburukan. Jika tidak ada, maka ciptakan. Jika kehilangan, maka kembalikan. Dilansir dari wawancara Wapres RI, Ma’ruf Amin di m.mediaindonesia.com, beliau menyatakan bahwa, dalam menghadapi pusaran wabah ini meminta umat Islam di Tanah Air agar menguatkan iman, meningkatkan imunitas diri, dan menjaga aman diri, serta amin yakni proses berdoa (17/03/2020). Lebih lanjut, Wakil Presiden Indonesia ini juga menekankan empat hal penting yang harus dilakukan umat Islam, yaitu ridha, ikhlas, sabar, dan tidak gampang berputus asa.

Sadar sebagai manusia lemah yang tidak dapat mengendalikan virus ini, seyogyanya kita tetap menggunakan akal sehat untuk berpikir waras dan tidak serakah. Karena sejak dahulu manusia selalu berjuang untuk mempertahankan kehidupan, maka sekarang pun kita harus tetap hidup untuk melanjutkan perjuangan. Kita bisa menjadi siapa saja, bisa memberi apa yang kita punya, serta melakukan apa yang kita inginkan sebagai bentuk kiprah dalam menghadapi wabah corona ini.

Referensi :

·         Kriminalitas (situasi chaos?) meningkat: https://katadata.co.id/berita/2020/04/22/kriminalitas-meningkat-selama-pandemi-corona-sebanyak-apa

·   Rumus Ma’ruf Amin Lawan Corona (Iman, Imun, Aman, Amin) : https://mediaindonesia.com/read/detail/304824-iman-imun-aman-dan-amin-dalam-berikhtiar-melawan-covid-19

 

Entri yang Diunggulkan

Resume Konsep Dasar Pelayanan Kebidanan Komunitas  ================= Kebidanan komunitas merupakan gabungan dari beberapa istilah, ya...